SEJARAH AHMAD HASSAN SEORANG TOKOH ORGANISASI PERSIS



Bab 1
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
            Ahmad Hassan atau yang lebih di kenal dengan panggilan Hasan Bandung   (di karenakan ia lama tinggal di Bandung ) merupakan seorang tokoh islam yang dikenal sebagai seorang ulama pembaharu. Pemikiran-pemikiran ahmad Hassan  tajam dan kritis terutam dalam menafsirkan Nash (teks) Al-Qur’an dan Hadits.
            Ahmad hassan lahir di Singapura, pada tahun 1921 Ahmad Hassan pindah dari Singapura ke Surabaya, dalam waktu singkat Ahmad Hassan telah berkenalan baik dengan para pemimpin Serikat Islam di Surabaya, sekalipun Ahmat Hassan tidak menyatakan diri menjadi anggota gerakan Serikat islam. Ahmad hasan juga pernah belajar tenun di Kediri, tetapi tidak memuaskan Ahmad Hassan,  sehinga Ahmad Hassan pindah ke Bandung dan mendapat ijazah di sana.
            Ahmad Hassan dikenal sebagai salah satu tokoh pembaharuan di Indonesia. A. Hassan pada pertengahan abad 20-an bergabung dengan organisasi Persatuan islam (Persis) yang baru berdiri di Bandung, dimana Ahmad Hassan  sebagi salah satu pendiri organisasi itu. Melalui organisasi Persis Ahmad Hassan dikenal sebagai pemikir Muslim yang teguh menyerukan sikap memurnikan Islam dengan kembali kepada Al-Qu’ran dan Sunnah, mengajak kepada ijtihad serta meninggalkan taklid dan bid'ah.
            Organisasi Persatuan Islam atau yang lebih dikenal dengan nama PERSIS merupakan organisasi sosial keagamaan yang proses berdirinya di awali dengan terbentuknya suatu kelompok tadarusan di Kota Bandung yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Keduanya merupakan keturunan dari tiga keluarga yang pindah dari Palembang pada abad 18 (Federspiel 1996:15)
            Pada tanggal 12 September 1923,  bertepatan pada tanggal 1 Shafar 1342 H, secara resmi didirikanlah organisasi “ Persatuan Islam “  yang kemudian disebut Persis. Awalnya organisasi persis hanya berkembang di perkotaan, dikarenakan masyarakat kota lebih muda menerima pemikiran baru, berlawanan dengan masyarakat kota, masyarakat di daerah pedesaan lebih kuat mempertahankan ajaran-ajaran kebiasaan atau tradisi, perlahan paham Persis berkembang tak hanya di perkotaan tetapi juga masuk ke pedesaan, masuknya paham Persis ke pedesaan diantaranya wilayah kabupaten bandung.
1.2  Rumusan Masalah
Siapakah Ahmad Hassan?
Apakah organisasi Persatuan Islam itu ?
Apakah  hubungan antara Ahmad Hassan dengan organisasi Persatuan Islam ?
1.3 Tujuan
            Tujuan dari di buatnya makalah ini ialah untuk mengeri siapakah Ahmad Hassan atau yang lebih di kenal sebagai hasan bandung, dan apa perannya pada sejarah Indinesia.
            Mengerti apaakaah orgaanisasi Persatuan Islam itu, kapan berdirinya organisasi Persatuan Islam, dan apa peran organisaisi ini pada masyarakatt di Indonesia.
            Mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh yang berpengaruh pada organisasi Persatuan Islam ini dan apakah peran tokoh-tokoh tersebut di organisasi maupun di luar organisasi
            Mengetahui apakah hubungan Ahmad Hassan dengan organisasi Persatuan Islam. Dan mengetahui seberapa bessr pengaruh Ahmad Hassan pada organisasi Persatuan Islam.
1.4 Metode Sejarah
1.4.1 Pemilihan Topik
          Topik ini diambil karena masih belum banya masyarakat yang mengerti siapa Ahmad Hassan dan apa organisasi Persatuan Islam itu, selain itu, juga memberikan gambaran tentang Ahmad Hassan dan organisasi Persis itu, supaya dapat memahami dengan lebih mudah mengenai seorang tokoh Ahmad Hassan dan organisasi Persatuan Islam atau yang lebih dikenal sebagai Persis.
1.4.2 Heuristik
            Heuristik merupakan salah satu metodologi penelitian sejarah, heuristik merupakan upaya untuk mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji, dalam proses mencari sumber-sumber ini penulis mmendatangi dua orang siswa Pondok Pesantren Persis Putra di Bangil, penulis juga mencari di buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan di kaji dengan mendatangi perpustakaan. Penulis juga mencari di internet untuk menambah bahan kajian.
1.4.3 Kritik
            Kritik di gunakan penulis, baik berupa kritik internal maupun kritik eksternal kritik internal di gunakan penulis untuk mengetahui layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang akan di gunakan sebagai bahan referensi.kritik eksternal digunakan oleh penulis untuk melihat bentuk dari sumber tersebut,
1.4.4 Interpretasi
            Dalam hal ini penulis memberikan penafsirannya terhadap sumber-sumber yang telah di kumpulkan selama penulisan makalah berlangsung, dengan cara membuat deskripsi, analisis kritis dan juga seleksi terhadap fakta-fakta tersebut, analisis ini di lakukan dengan cara menafsirkan fakta dan data dengan konsep-konsep dan teori,
1.4.5 Historiografi
          Historiografi merupakan langkah terakhir dalam penulisan ini, dalam hal ini penulis menyajikan dalam beberapa tahap dengan cara menyususn suatu tulisan tentang sejarah Ahmad Hassan seorang tokoh organisasi Persis.

Bab 2
Isi
SEJARAH AHMAD HASSAN SEORANG TOKOH ORGANISASI PERSIS
Nama Ahmad Hasan yang dikenal sebagai Hasan bandung walaupun telah bertahun-tahun tinggal di Bangil, Ahmad Hassan merupakan seorang ulama besar yang  lahir pada tahun1887 di Singapura. Ayahnya bernama Ahmad seorang pengarang dan wartawan yang terkenal di Singapura, yang menerbitkan beberapa surat kabar dalam bahasa Tamil. Ibunya bernama Haji Muznah berasal dari Palekat ( Madras ), tetapi kelahiran Surabaya, Ahmad dan Muznah menikah di Surabaya dan kemudian pindah ke Singapura.di sanalah lahir Ahmad Hassan bin Ahmad .
Pendidikan A. Hassan, pada usia 7 tahun A. Hassan Al-Qur’an dan agama kemudian masuk sekolah melayu, belajar bahasa Arab, Melayu, Tamil dan Inggris. Keahlian A. Hassan dalam agama ialah masalah Hadits, Tafsir, Fiqih, Ushul Fiqih, Ilmu Kalam dan Manthiq. Diluar waktu belajar, Ahmad Hassan juga mengasah bakatnya dalam bidang bertenun dan pertukangan kayu, dia juga sempat membantu ayahnya di percetakan, menjadi pelayan dan lain-lain. Setelah menyelesaikan proses belajar hingga tahun 1910, Hassan mengabdikan diri sebagai guru di Madrasah untuk orang-orang India di beberapa tempat, antaralain di Arab Street, Baghdad Street dan Geylang di Singapura.
Keinginan ayah Ahmad Hassan untuk melihat anaknya menjadi penulis membuahkan hasil, pada tahun 1912-1913 Ahmad Hassan membantu Utusan Melayu yang diterbitkan di Singapura pimpinan Inche Hamid. Ahmad Hassan   banyak menulis tentang nasehat, anjuran untuk berbuat baik, mencegah kejahatan, ia juga menyoroti berbagai masalah yang berkembang dalam bentuk syair, tulisannya banyak mengandung kritikan masyarakat untuk kemajuan Islam.
Salah  satu tulisannya yang dianggap kritis waktu itu ialah kritikannya terhadap Tuan Qadhi (Hakim Agama) yang memeriksa perkara dengan mencampurkan tempat duduk pria dan wanita. Saat itu merupakan tindakan yang luar biasa mengingat Hakim Agama memililki kedudukan yang tinggi sehingga tidak ada yang berani mengkritiknya. Dalam profesi Ahmad Hassan sebagai pengarang dan penulis, Hassan pernah membuat cerita humor dan diterbitkan dalam empat jilid.
          pada tahun 1921 Ahmad Hassan pindah dari Singapura ke Surabaya, mula-mula Ahmad Hassan berdagang namun mengalami kerugian, sehingga Ahmad Hassan kembali bekerja sebagai vulkanisir ban mobil. Jiwa pejuangan dan pengetahuan agama yang menyebabkan Ahmad Hassan dalam waktu singkat berkenalan dengan para pemimpin Serikat Islam di Surabaya. Dia bersahabat baik dengan H.O.S Cokroaminoto, A.M Sangaji, H.A Salim Bakri Suratmaja dan lain-lain.
            Ahmad Hassan pernah belajar tenun di Kediri, Tetapi Ahmad Hassan belum puas, lalu ia pergi ke Bandung dan mendapat ijazah di sana,.selama tinggal di Bandung Ahmad Hassan berkenalan dengan tokoh-tokoh Persis,antara lain Asyari, Tamim Zamzam dan lain-lain, kedatangan ke bandung pada tahun 1925, dua tahun setelah berdiri Persatuan Islam. Sering kali Ahmad Hassan mengajar di pengajian-pengajian Persis, Ahmad Hassan menetap di Bandung, menjadi guru Persis dan menjadi tokoh terkemuka di Persis
            Banyak pekerjaan yang dilakukan oleh Ahmad Hassan antara lain menjadi guru Persis, member kursus padaa pelajar-pelajar didikan barat, bertabligh setiap minggu, menyusun berbagaai karangan untuk mengissi majalah ataupun buku lainnya.
            Setelah tujuh belas tahun Ahmad Hassan tnggal di Bandung, pada tahun 1941 ia pindah ke bangil, bersama percetakannya sebagai bekal hidup, di Bangil ini Ahmad Hassan terus berdakwah dan menulis,  ia mencetaak dan menerbitkan sendiri kartanya. Di Bangil Ahmad Hassan mendirikan pesantren PERSIS di samping pesantren putri yang sampai kini dihuni oleh para santri dari berbagai tanah air.
           
            Gerakan pembaruan pemikiran Islam di Indonesia pada awal abad ke-20
ditandai dengan munculnya berbagai organisasi yang dikelola oleh kelompok modernis Islam diantaranya: Al-Jam'iyyah Al-Khoiriyah, yang dikenal dengan
Jamiat Khoer di Jakarta yang berdiri pada 17 Juli 1905; Jam'iyyatul Islah wal Irsyadil Arabi (Al-Irsyad) yang berdiri di Jakarta pada 11 Agustus 1915;
Muhammadiyah yang berdiri di Yogyakarta pada 12 Nopember 1912; dan Persis
yang baru berdiri kemudian pada 12 September 1923 di Bandung. (Noer,
1987)
            Sejak itulah, banyak organisasi Islam yang muncul. Persatuan Islam berdiri di Bandung pada 12 September 1923, Organisasi Persatuan Islam atau yang lebih dikenal dengan nama PERSIS merupakan organisasi sosial keagamaan yang proses berdirinya di awali dengan terbentuknya suatu kelompok tadarusan di Kota Bandung yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Keduanya merupakan keturunan dari tiga keluarga yang pindah dari Palembang pada abad 18 (Federspiel 1996:15)
            Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran paham Alquran dan sunah. Hal ini dilakukan melalui berbagai aktivitas, di antaranya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus, pendirian sekolah-sekolah ( pesantren ), penerbitan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya.
            Dalam bidang pendidikan, pada 1924 diselenggarakan kelas pendidikan akidah dan ibadah bagi orang dewasa. Pada 1927, didirikan lembaga pendidikan kanak-kanak dan Holland Inlandesch School ( HIS ) yang merupakan proyek lembaga Pendidikan Islam (Pendis) di bawah pimpinan Mohammad Natsir. Kemudian, pada 4 Maret 1936, secara resmi didirikan Pesantren Persis yang pertama dan diberi nomor satu di Bandung.
            Dalam bidang penerbitan ( publikasi ), Persis banyak menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah, di antaranya majalah Pembela Islam ( 1929 ), Al-Fatwa ( 1931 ), Al-Lissan ( 1935 ), At-Taqwa ( 1937 ), majalah berkala Al-Hikam ( 1939 ), Aliran Islam ( 1948 ), Risalah ( 1962 ), Pemuda Persis Tamaddun ( 1970 ), majalah berbahasa Sunda Iber ( 1967 ), dan berbagai majalah ataupun siaran publikasi yang diterbitkan oleh cabang-cabang Persis di berbagai tempat. Beberapa di antara majalah tersebut saat ini sudah tidak diterbitkan lagi.(Republika,3 Oktober 2010)
            Sejak berdirinya pada 1923, Persis tetap konsisten berjuang menegakkan misi utama organisasi ini. Bahkan, Ahmad Hassan, sang guru utama Persis, harus berhadapan dengan sejumlah tokoh yang mendebatnya, karena dianggap pandangannya yang radikal. Namun, semua itu dibuktikan A Hassan dengan dasar-dasar yang konkret dalam Alquran. A Hassan menginginkan umat ini kembali mengkaji Al-Quran dan Sunnah, sebagai rujukan utama. Bila tidak ditemukan dasarnya dalam kedua sumber hukum Islam tersebut, maka perbuatan itu harus ditinggalkan.(Republika,3 Oktober 2010)
            Dari sini, lahirlah sejumlah tokoh Islam. seperti Mohammad Natsir (mantan perdana menteri RI), KH Mohammad Isa Anshary ( singa mimbar ), KH Endang Abdurrahman ( ulama yang rendah hati ), KH Abdul Lutfi Muchtar ( ulama yang memberi warna baru di tubuh Persis ), Shiddiq Amien ( ulama dan dai yang rendah hati ), serta masih banyak lagi. Semuanya memiliki visi yang sama, yakni memurnikan ajaran Islam yang berkembang di masyarakat, seperti bid’ah, khurafat, dan takhayul. (Republika,3 Oktober 2010)
            Untuk memperkuat visi dan misinya, maka dibentuklah sejumlah badan otonom. Seperti Persatuan Islam Istri ( Persistri ), Pemuda Persatuan Islam, Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam, Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam, dan Ikatan Santri dan Pelajar Persatuan Islam, yang kini tengah digodok. Upaya ini dilakukan untuk membekali dan membentengi akidah umat Islam sejak dini. (Republika,3 Oktober 2010)



Bab 3 
Penutup
3.1 Kesimpulan
                1. Ahmad Hassan adalah guru atau ulama besar organisasi Persis, Ahmad Hassan lahir di Singapura, Ahmad Hassan juga seorang penulis, ia pernah bekerja di percetakan, Pemikiran A Hassan sering dianggap dengan suatu yang agresif, ekstrem, dan puritan, karena karakter pemahaman yang literalis, ahmad Hassan juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Persis di Bangil. A Hassan dikenal sebagai ulama pembaharu. Pikiran-pikirannya sangat tajam dan kritis terutama dalam cara memahami nas (teks) Al-Qur’an maupun Hadits yang cenderung literalis. Walaupun dikenal sebagai pemuka dan guru besar Persatuan Islam (PERSIS) pendapat dan sikapnya terhadap takhayul, bid’ah dan churafat (TBC) bisa dikatakan sama persis dengan Muhammadiyah. Oleh karena itu, ada pula sebagian besar warga persyarikatan Muhammadiyah mengutip pendapat dari A Hassan, karena dianggap jelas dan tidak bertele-tele. Ahmad Hassan juga di pandang sebagai Ahli debad, antara lain ketika Ahmad Hassan berdebad dengan pimpinan Ahmadiyah Indonesia Abu Bakar Ayyub. Ahmad Hassan juga beberapa kali surat menyurat dengan Presiden RI pertama Soekarno. Saat diasingkan di Ende, Soekarno beberapa kali bersurat dengan Ahmad Hassan pada periode 1934-1936.
            2. Organisasi Persatuan Islam (Persis) adalah organisasi sosial keagamaan yang berdiri pada 12 September 1923 Organisasi Persatuan Islam atau yang lebih dikenal dengan nama PERSIS merupakan organisasi sosial keagamaan yang proses berdirinya di awali dengan terbentuknya suatu kelompok tadarusan di Kota Bandung yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Keduanya merupakan keturunan dari tiga keluarga yang pindah dari Palembang pada abad 18 (Federspiel 1996:15). Tokoh-tokoh Persis yang terkenal antara lain Ahmad Hassan (guru atau ulama Persis), Mohammad Natsir (mantan perdana menteri RI), KH Mohammad Isa Anshary, KH Endang Abdurrahman, KH Abdul Lutfi Muchtar, Shiddiq Amien.
                3. Hubungan antara Ahmad Hassan dan Persis ialah Ahmad Hassan merupakan guru atau ulama organisasi Persis, Ahmad Hassan juga mendirikan Pondok Pesantren dengan nama Persis di Bangil.
3.2 Saran
          Sebaiknya kita mempelajari organisasi-organisasi sosial dan tokoh-tokohnya, dan apa saja yang di berikan oleh organisasi-organisasi tersebut kepada Negara dan juga masyarakat.
            Organisasi Persatuan Islam sebaiknya juga memperhatikan perkembangan organisasinya, dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat mengerti visi dan misi organisasi Persatuan Islam ini.
            Kita juga harus banyak membaca tokoh-tokoh organisasi-organisasi di Indonesia, karena di Indonesia banyak sekali tokoh-tokoh yang berpengaruh yang belum banyak orang tau tentang tokoh-tokoh tersebut.



Daftar Rujukan :
1. Ensiklopedi Tokoh Muhammadiyah, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah.
2. Hassan Bandung-Pemikir Islam Radikal, Dr Syafiq A Mughni MA PhD., Penerbit Bina Ilmu Surabaya.
3. Riwayat Hidup A. Hassan, H Tamar Djaja, Penerbit Mutiara, Jakarta.
5. Tarjemah Bulughul Maram, A. Hassan, Diponegoro, Bandung.
6. Noer, Deliar. (1980). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3S.
7. Rosidi, Ajip (1990). M Natsir; Sebuah Biografi.Jakarta; Giri Mukti Pasaka.
8. Wildan, Dadan. (1997). Yang Da’i Yang Politikus; Hayat Dan Perjuangan Lima Tokoh Persis.Bandung: Remaja Rosda Karya.
9. Wildan, Dadan (2000). Pasang Surut Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia: Potret Perjalanan Sejarah Organisasi Persatuan Islam. Bandung: Persis Press.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.