KONFLIK di SRILANKA dan PERJUANGAN SPARATIS TAMIL dan UPAYA PENYELESAIAN MASALAH

KONFLIK di SRILANKA dan PERJUANGAN  SPARATIS TAMIL dan UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Konflik merupakan realitas yang kompleks dimana konflik melibatkan banyak faktor seperti individu ataupun kelompok yang terlibat dalam konflik,kepentingan dan berbagai model komunikasi dan hubungan. Konflik tidak bisadihindari, tetapi harus dikelola. Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
            Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
            Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
            Negeri pulau yang berbentuk buah pir ini terpisah dari semenanjung India oleh selat Palk selebar 13 mil di utara, Teluk Manar di barat laut, dan Samodra HIndia di timur, barat, dan selatan. Luas daerahnya 65.610 km­­­2 dengan penduduk : Sinhala yang beragama Buddha 69,3 %, orang Tamil India dan Tamil Srilanka yang beragama Hidhu 15,5%, orang Moor beragan Islam 7,6% dan lain – lain 0,1%. Secara fisiografis negeri ini berupa pegunungan seperti jangkar dan lembah dipantai. Deretan puncak dari utara keselatan antara lain; Gunung Knuckles (1863 m), Gunung Piduru – Tagala (2524 m), Gunung Kirigalpotta (2395 m), dan Gunung Adam (2243 m). selain itu juga terdapat plato hallon di barat dan plato welimeda di timur. Di barat daya terdapat pegunungan Rakwana dan perbukitan Bulutota yang berketinggian rerata 900 meter.
Dataran rendah di pesisir selatan dan meluas di bagian utara, selain itu juga ada delta, laguna dan paya – paya. Sungai – sungainya pendek, kecil dan curam mudah kering dan mudah banjir. Beriklim tropis dan ikim laut. Negeri ini juga dikenal sebgai penghasil teh, kayu hitam (satinwood), karet, kelapa, coklat, panili, pala, padi jagung, kacang – kacangan, tembakau, dan ubi kayu. Terdapat binatang – binatang yang hidup dihutan seperti harimau, beruang, cheetah, kerbau liar, jakal, rusa, monyet, gajah, dan babi hutan. Sumber daya alam yang paling utama dari negara ini adalah grafit. Sampai saat ini Sri Lanka merupakan penghasil grafit terbesar di dunia. Grafit negara ini juga terkenal memiliki kualitas yang tinggi. Sumber daya alam lain terdiri atas bijih besi dan batu mulia. Sumber-sumber daya ini banyak ditemui di wilayah bagian tengah. Selain itu, daerah ini juga memiliki sumber daya berupa kaolin, yakni bahan pembuat porselen, bahan pembuat genteng, ubin, barang pecah belah dan batu bata, pasir kuarsa dan batu gamping atau kapur. Pasir pantainya menghasilkan ilmenit yaitu bahan baku logam titanium dan monazit, yang digunakan dalam menghasilkan energi nuklir. Terdapat juga endapan pasir kuarsa, yaitu bahan pembuat gelas dan batu kapur. Hasil industri berupa plywood, kertas, keramik, kimia, semen, tekstil, dan lain-lain.
 Pada mulanya yang menjadi sumber permasalahan ialah hubungan suku Sinhala dan suku Tamil yang kurang harmonis, pada mulanya pertikaian pertikaian terjadi karena masalah faktor bahasa. Pada masa inggris berkuasa di sana, bahasa Inggris merupakan bahasa resmi di Sri Lanka. Ketika bahasa Sinhala dinyatakan sebagai bahasa resmi pada tahun 1956 suku Tamil merasa keberatan. Status bahasa Tamil dan Sinhala merupakan bahasa nasional, tetapi bahasa Sinhala tetap sebagai bahasa resmi. Hubungan antar kedua suku semakin memburuk di akhir tahun 1970-an, ketika kaum separatis Tamil yang menutut negara bagian Tamil yang merdeka melancarkan kampanye teoris melawan pemerintah dan beberapa suku Sinhala membalas dengan menyerang suku Tamil. Kekerasan semakin meluas pada tahun 1980-an sehingga pemerintah mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat.Pada tahun 1978 konstitusi baru telah mengubah Sri Lanka menjadi suatu negara presidensial-parlemen.Meskipun masih ada perdana menteri presiden memegang kekuasaan eksekutif penuh (Grolier,2003:155).
1.2 Rumusan Masalah
  1. Bagaimana kondisi Srilanka sebelum kemerdekaan?
  2. Bagaimana mengenai gerakan nasionalis Srilanka?
  3. Bagaimana perjuangan separatis Tamil dan usaha penyelesaian masalah tersebut?

1.3 Tujuan
  1. Mengetahui kondisi Srilanka sebelum kemerdekaan.
  2. Mengetahui gerakan nasionalis Srilanka
  3. Mengetahui bagaimana perjuangan separatis Tamil serta usahanya dalam menyelesaikan masalah.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Srilanka Sebelum Kemerdekaan Kondisi

Tahun 237 SM sesudah perang kalinga, Ashokawardhana dibimbing biksu Bana akhirnya menganut agama Buddha, dan diberlakukannya dharmawijaya. Sebagai konsekuensinya ia aktif dalam menyiarkan agama Buddha, anatara lain membangun  stam-bhadharmacakra, larangan membunuh(ahimsa), memimpin prosesi keagamaan dan mengirimkan para misionaris buddha keberbagai daerah, salah satunya Srilanka. Peyiaran Buddha itu sukses terbukti banyak orang berziarah kekota suci di India utara seperti di Kapilawastu, Bodhgaya, Benares dan Kusinaya. Kerajaan Sinhala punya pengaruh yang luas dengan adanya perguruan tingggi Buddha Mahevihare banyak mahasiswa yang datang dari Birma, Thailand, Indochina, China dan Nusantara.
Bangsa Dravida yang berbahasa Tamil sebagian masuk Srilanka tahun 1771 M dan tetap mempertahan tradisi dan budaya hindu. Orang Tamil berkembang dan sukses mendesak orang Sinhala. Maka mulailah migrasi masal orang Tamil ke Srilanka bagian utara hingga menguasai Anuradhapura. Tahun 769 M menjadi tonggak bangsa Tamil untuk mengembangkan politik, agama hindu, budaya dan peradaban Tamil, meski tetap mempertahan tradisi lama dan menjalin hubungan dagang dengan Tamil di India. Ramainya perdagangan mengundang bangsa arab yang beragama islam untuk masuk ke Srilanka yang di kenal dengan sebutan bangsa Moor. Mereka berdagang sambil menyebarkan agama islam. Bangsa Sinhala yang terdesak ke selatan akhirnya mendirikan kerajaan di Polomaruwa maka mulai terjadi persaingan antara bangsa Tamil dan bangsa Sinhala. Orang Sinhala mulai menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dari bangsa Tamil dan baru berhasil tahun 1164 M untuk mengembalikan kejayaan peradaban Budhis di bangun pagoda dan istana di bawah pimpinan Parakramabahu(1153-1186) yang berhasil menguasai seluruh Srilanka dan syiar buddha sampai jazirah India selatan, serta mencegah hubungan Tamil Nadu dan Tamil Srilanka di madras.
Orang Tamil tidak tinggal diam menerima kekalahan, berbenah diri untuk balas dendam. Setelah Parakrambhahu wafat mereka menyerbu pusat pemerintah Sinhala untuk mengambil alih kekuasaan dan mendesak orang Sinhala ke daerah perbuktan Srilanka tengah. Di daerah ini mereka membangun pusat pemerintahan yang baru di Kandy. Bangsa Inggris yang mengalahkan Perancis dalam perang Pessay, kemudian menekan dinasti moghul dan secara bertahap menguasai India. Dan melalui konvensi London yang di tandatangi tahun 1814, Inggris mendapatkan Srilanka dari pemerintah Inggris di India ikut menyumbang pertakaian etnis dengan memasukkan Tamil India selatan ke Srilanka untuk bekerja diperkebunan teh, kopi dan karet. Menurutnya Tamil India lebih tangguh untuk bekerja di perkebunan tropis serta gajinya murah.

2.2 Gerakan Nasionalis Srilanka
Gerakan Srilanka hampir bersamaan dengan India gerakan nasionalisme di mulai dari the Ceylon league(Liga Ceylon) tahun 1865 dengan tuturan kemerdekaan dari Inggris dan terpisah dari India usaha  berhasil dengan penilaian otonomi untuk daerah Colombo, Kandy dan Golle. Tahun 1918 terjadi kerusuhan antara penganut Buddha dan islam hampir di seluruh di seluruh Srilanka. Inggris menduga kerusuhan itu terjadi akibat kemenangan Jerman atas Triple Entente (Inggris, Perancis, dan Rusia) dalam Perang Dunia I. Inggris menuduh rakyat Srilanka memanfaatkan nasionalisme orang Arya untuk membangkitkan bangsa yang di jajah oleh Inggris. Inggris ketakutan dan menindas kerusuhan dengan kekejaman dengan dasar hukum Rowlat Act. Banyak tokoh Srilanka di jatuhi hukuman mati. Akibatnya timbul rasa kebangaan Srilanka dengan berdirinya “Ceylon National Congress” tahun 1918 yang menurut otonomi. Konggres National Ceylon, mempengaruhi Inggris dengan di bentuknya panitia untuk menyelidiki persiapan kemerdekaan rakyat Srilanka yang di pimpin oleh Donoughmore, yang bekerja keras untuk menghasilkan undang-undang bagi rakyat Srilanka. Kontitusi 1913 yang telah di siapkan panitia Donoughmore kurang memenuhi harapan rakyat karena gubernur jenderal memonopoli kekuasaan. Dalam Susana memanas akibat belum pulihnya ekonomi akibat malaise tuntutan otonomi belum dapat di penuhi oleh Inggris sampai terjadinya Perang Asia Timur Raya.
Jepang yang sukses dalam restorasi meiji menjadi Negara industri dan imperialism. Dan di semangati oleh persaingan superioritas angkatan darat Jepang dengan angkatan laut Jepang terjadi serangan kilat ke pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour. Jepang sukses menguasai Singapura dan Birma. Sehingga Inggris merasa terancam kedudukannya di India dan Srilanka. Sehingga panglima Lord Louis Mountbatten ingin memindahkan ibukota dari Calcutta ke Colombo. Dari Srilanka tentara Inggris dukungan Gurkha untuk menyerang Singapura dan Indonesia. Saat perang masih berlangsung Inggris menyiapkan konstitusi yang di sebut Soyulbury Corestution 1944 yang mengatur pemberian pemerintahan sendiri, tetapi di tolak rakyat Srilanka dan tetap menuntut status dominion. Tanggal 14 agustus Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Dan Inggris memenuhi  janjinya untuk menyiapkan kontitusi dengan status dominion. Tanggal 4 februari 1984 Srilanka di beri kemerdekaan dengan status dominion dalam lingkungan British Commonwealyh Of Nations. Presiden pertama Jayewadene dari United National Party.
Gerakan Separatis Tamil Pasca Kemerdekaan
Tahun 1918 Sir Ponnambalan Arubchalam menyarankan pihak Srilanka dan Tamil untuk bersatu menuntut kemerdekaan Srilanka kepada Inggris. Saran itu di terima mereka berjuang sampai mendapat kemerdekaan walau sedikit terlambat di banding status dominion Pakistan dan India. Sampai Inggris meninggalkan Srilanka, kesatuan, kehidupan bernegara dan kesepakatan Tamil dan Sinhala untuk hidup rukun dalam semangat nasional terbina dengan baik.
Dua tahun kemudian pecah perselisihan Tamil dan Sinhala akibat isu yang mengadu domba di bidang politik. Perdana Mentri Don Stephenenanayako(1947-1952) memprioritaskan kepentingan Tamil dengan menetapkan peraturan kenegaraan 1948 dan Sistem perwakilan dalam badan legislatif.
Tahun 1950 terjadi bentrokan rasial akibat PP tahun 1948. Kaum Sinhala memburu, memprotes dan menghancurkan pemukiman Tamil di Srilanka selatan. Kerusuhan itu berakar dari masalah keagamaan, puncaknya tahun 1956 dan 1958 terjadi pemberontakan. Dalam pemilu tahun 1952, Sinhala memenangkan 73 kursi dari 95 kursi yang diperebutkan. Tamil Srilanka mendapat 11 kursi, islam 8 kursi dan dan Tamil India 3 kursi, dan Solomon West Ridgeway Dias (SWRD) Bandaranaike menjadi perdana menteri. Sejak Inggris mengosongkan basis militernya, pemerintah Srilanka mulai terlibat diplomasi internasional, khususnya perjanjian pertahanan antara lain :
1.            Pemerintah Inggris dan Srilanka saling membantu keamanan  wilayah baik dari agresi luar maupun dalam negeri.
2.            Pemerintah Srilanka di bantu pemerintah Inggris dalam kebutuhan fasilitas point 1 sejauh di setujui. Fasilitas angkatan darat, laut dan udara  dan komunikasi.
Kekalahan Tamil memunculkan ide Negara Tamil Ceylon yang mengarah ke gerakan separatis kemerdekaan Tamil. Di tambah pernyataan perdana menteri SWRD Bandaranaike untuk menstrukturisai pemerintah, membentuk kabinet dan menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi dan bahasa Sinhala menjadi satu – satunya bahasa resmi di Srilanka.
Pernyataan itu mengguncang keamanan dan keamanan Srilanka. Tamil merasa di hina, di rendahkan dan menolak memakai bahasa Sinhala dan melakukan protes di depan gedung parleman di Colombo. Pengunjuk rasa di serbu oleh pasukan Sinhala, yang merasa mendapat perlindungan dari pemerintah Srilanka. Tahun 1959 PM SWRD Bandaranaike di bunuh oleh seorang bikshu yang sangat panatik di kebun halaman rumahnya, karena menurut kebijakan mendukung gagasan jayewadene tidak dapat ditoleransi. Setelah itu istrinya yaitu Sirimavo Ratwatte Dias Bandaranaike diangkat menjadi PM wanita pertama di dunia. Tapi iapun mengikuti jejak suaminya. Dengan memberlakukan bahasa Sinhala sebagai bahasa nasional dan menasionalisasi beberapa perusahaan minyak asing. Tetapi orang Tamil yang terbesar di seluruh pelosok Srilanka mendirikan organisasi-organisasi yang menurut otonomi terpisah dari pemerintah dukungan Sinhala. Di Jaffna lahir gerakan separatis dengan nama front persatuan pembahasan tami/Tamil united liberation front tulf. Organisasi itu di pimpin Samuel James Velupillai Chelvanayakan. Tahun 1976 dengan di bantu Appapillai Amirthalingam selaku sekertaris jendral perjuangan di lanjutkan oleh murugesu Sivasiyhampam, gerakan terorganisai dalam parlemen Srilanka melalui 26 wakilnya dan melatih 3300 gerilyawan 1977.
Tahun 1972 berdiri Liberation Tigers of Tamil Eelam(LTTE) di pimpin elupillai parabhakaran yang semula melatih 30 orang. Berkeahlian taktik kemiliteran sebelum tahun 1970. Telah berdiri Eelam People’s Revolutionary Liberation Front yang beranggotakan mahasiswa Tamil, tetapi di proklamasikan oleh KS Palmanabath tahun 1981. Organisasi yang cukup kuat dan seimbang dengan LTTE yaitu PLOTE (People Liberation Organitation of Tamil Eelam) yang di pimpin oleh 5 maheswaran penulis aktif dari Srilanka utara.
Kekerasan etnis .
Bulan-bulan penutupan tahun 1984 telah melihat eskalasi kekerasan komunal . Pada tanggal 20 November , Tamil gerilyawan menyerang sebuah kantor polisi di kota utara Chavakachcheri , menewaskan sedikitnya 30 polisi dan warga sipil . Pemerintah menanggapi dengan perburuan belum pernah terjadi sebelumnya dan pengenalan berbagai peraturan darurat . Pada tanggal 30 November gerilyawan menyerang dua peternakan di Provinsi Utara-Tengah yang telah digunakan dalam program rehabilitasi narapidana , 80 warga sipil tewas Sinhala , dan setidaknya 65 pemberontak tewas dalam baku tembak berikutnya dengan pasukan keamanan . Pada tanggal 4 tentara mengamuk di kota barat laut Mannar , menewaskan lebih dari 100 warga sipil Tamil sebagai pembalasan atas serangan terhadap konvoi militer . Pasukan menembak tanpa pandang bulu ke rumah-rumah , toko-toko , dan bus dalam pembantaian warga sipil terbesar sejak kekerasan etnis dimulai pada tahun 1970-an . Kemudian di bulan kongres semua pihak , forum rekonsiliasi diatur melalui mediasi India pada Januari 1984 , datang ke sebuah akhir tiba-tiba ketika rencana Presiden Junius Jayewardene untuk memberikan otonomi yang lebih besar ke daerah-daerah Tamil ditolak oleh kedua kelompok Sinhala dan Tamil .
            Kekerasan terus berlanjut di semester pertama tahun 1985, dan pemerintah memberlakukan larangan pelaporan operasinya terhadap separatis di media lokal . ( Koresponden asing tidak terpengaruh oleh larangan tersebut . ) Antara insiden lain , gerilyawan meledakkan sebuah kereta Colombo terikat di utara pada 19 Januari , menewaskan sedikitnya 38 orang ( termasuk 27 prajurit ) , dan menculik agen pemerintah Mullaittivu kabupaten pada tanggal 22 Februari , ia ditemukan tewas dua hari kemudian . Agen , pejabat sipil tertinggi berpangkat mati dalam konflik , adalah seorang Tamil , dan pembunuhannya dipandang sebagai peringatan bagi Tamil lain yang berpartisipasi dalam pemerintahan . sumber (Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005 . © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.)
            Pada bulan April , setelah gerilyawan menewaskan tiga orang Muslim di Mannar , bentrokan meletus antara Tamil dan Muslim di Provinsi Timur , menewaskan sedikitnya 50 tewas . Konflik diikuti Tamil mencoba untuk memaksa umat Islam , kelompok minoritas besar lainnya Sri Lanka , agar mendukung tuntutan mereka untuk sebuah negara Tamil terpisah di utara dan timur Sri Lanka , di mana sebagian besar orang Tamil tinggal .
            Pada tanggal 14 Mei , para gerilyawan membuat langkah paling berani mereka sampai saat ini ketika mereka menyerbu didominasi Sinhala Provinsi Utara-Tengah dalam tiga serangan terpisah . Mengemudi ke kota suci Buddhis Anuradhapura , gerilyawan menembak antrean orang yang menunggu bus dan kemudian pada kerumunan umat Buddha . Mereka kemudian melanjutkan serangan mereka di wildlife sanctuary di dekatnya di Wilpattu . Perkiraan tidak resmi dari korban tewas akibat serangan ini berkisar antara 35 sampai 150. Setidaknya 54 warga Tamil tewas dalam pembalasan , dan pada tanggal 5 Juni , massa Sinhala dan pasukan keamanan diserang dan dibakar lebih dari selusin desa Tamil di Sri Lanka timur , menewaskan sedikitnya 80 warga sipil dan menyebabkan lebih dari 6.000 kehilangan tempat tinggal. Insiden ini meskipun , salah satu dari tanda-tanda menggembirakan beberapa selama bagian pertama 1985 adalah bahwa pemerintah berhasil sangat mengurangi serangan balasan di Tamil sipil di daerah Sinhala yang digunakan untuk rutin mengikuti serangan gerilya di utara . sumber (Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005 . © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.)
            Pada tanggal 18 Juni , di bawah tekanan dari India , pemerintah Sri Lanka dan kelompok separatis Tamil menyetujui " penghentian kekerasan " sebagai awal untuk negosiasi politik . Ini adalah perjanjian pertama seperti itu sejak kerusuhan serius pecah hampir dua tahun sebelumnya . Pada bulan Juli dan lagi pada bulan Agustus , Perdana Menteri India Rajiv Gandhi dibawa bersama wakil-wakil dari pemerintah Sri Lanka dan enam kelompok Tamil utama untuk pembicaraan damai di Himalaya kerajaan Bhutan . Pembicaraan berakhir tanpa hasil pada tanggal 17 Agustus , pada saat yang sama , pembajakan kereta api dan bentrokan baru di bagian utara dan timur menunjukkan bahwa gencatan senjata mogok . Pada tanggal 10 Oktober , India mengumumkan bahwa mereka telah menegosiasikan perjanjian gencatan senjata baru antara pemerintah dan salah satu kelompok gerilya utama , namun , pelanggaran terus . sumber (Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005 . © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.)


2.3 Perjuangan Separatis Tamil dan Upaya Menyelesaikannya
Pada masa pemerintah PM Sirimavo Bandaranaike (1970-1977) banyak terjadi kekacauan akibat di berlakukannya undang-undang tahun 1972 dan pembalasan untuk masuk perguruan tinggi, banyak pemuda Tamil yang tidak puas. Meraka melakukan serangkaian teror, perampasan dan pembunuhan. Selain itu pemerintah juga sedang menghadapi posisi dari beberapa partai dan juga kekurangan bahan. Makanan  tingkat nasioanal akibat kurangnya pengetahuan dari mereka yang bertanggung jawab atas produksi dan import bahan makanan. Untuk mengatasi masalah itu tanggal 22 februari 1974 majelis nasional bersidang dan menyetujui rancangan undang-undang untuk membatasi pers termasuk larangan bagi surat kabar untuk menyiarkan berita kekurangan pangan dan hal-hal lain yang di rahasiakan oleh Negara. Pada tanggal 3 oktober 1974 golongan oposisi parlemen yang terdiri dari partai petsatuan nasional, partai Negara Tamil, dan golongan-golongan merdeka mengajukan mosi tidak percaya pada pemerintah pimpinan PM Ny sirimavo bandarnaike dan mendesak pemerintah untuk menyerahkan kekuasaan. Sebagian akibat kegagalan pemerintah mengatasi berbagai tekanan tindak kekerasan dan rakyat menderita akibat kekurangan pangan.
Untuk mengatasi krisis pangan lima universitas di tutup, karena tidak tersedia bahan makanan bagi mahasiswa, dan rakyat di anjurkan untuk makan ubi. Menurut A.Jayeratman Wilson(1988) took pimpinan Tulf Chelvanayakan meninggal tahun 1977, maka hilanglah tokoh penggerak organisasi yang potensial dan Srilanka tampaknya tidak pernah memperhatikan tuntutan kaum sparatis Tamil untuk memberikan kemerdekaan di semenanjung Jaffa. Pada tahun 1977  di Srilanka mendirikan pemilu baik tingkat nasional maupun tingkah daerah. Dalam pemilu ini terjadi perubahan besar, pemungutan suara di Srilanka bagian utara yang di huni mayoritas orang Tamil tetap gigih menuntut Negara terpisah, akan tetapi tetap di tolak. Akhirnya mereka mengancam akan menyerang penduduk sipil maupun tentara sehubungan undang-undang yang meresmikan bahasa Srilanka sebagai bahasa nasional. Pemilu 1982 meskipun di bawah ancaman gerilyawan Tamil, namun tetap menghasilkan mayoritas Sinhala mendukung pemerintah, presiden JR Jayewerda menyatakan bahwa pemerintah Srilanka akan menindak tegas pelku-pelaku terorisme kaum sparatis Tamil. Usaha tersebut akhirnya menimbulkan bentrokan dengan kapal-kapal nelayan India, bahkan melibatkan angkatan laut kedua Negara.
5 juli 1985 terjadi peristiwa berdarah di mana Tamil telah menerima serangan senapan dan di hancurkannya kuil Hindu dan sekolah, hal ini membangkitkan kaum sparatis Tamil untuk balas menyerang perkampungan Sinhala yaitu dengan menyerang dan menghancurkan dua masjid yang di penuhi jemaah sembayang jumatan, yang membantai banyak rakyat sipil.


BAB 3
Kesimpulan
            Upaya mengatasi masalah di atas Secara budaya orang Tamil Srilanka dengan Tamil Nadu memiliki kesamaan, di mana pemuda-pemuda Tamil di latih kemiliteran di Tamil Nadu dekat madras. Dari peristiwa-persistiwa yang terjadi pemerintah India turun tangan sesuai ketentuan konferensi Dacca Desember 1985. Terutama memelihara perdamaian dan stbilitas regional dengan mentaati hukum hubungan antar bangsa Asia selatan. Dari hasil pemilu India 1985 Rajiv Gandhi sebagai perdana menteri mengigat terjadinya peristiwa 5 juni 1985 yang berakibat rusaknya tempat peribadatan diskusi antar kelompok ethnis dan keagamaan membahas bahasa resmi dalam pemerintahan, ketatanegaraan, pemindahan penduduk ke daerah leluhur kelompok Tamil belum dapat di terima. Sehingga penyelesaian masalah mengalami kegagalan. Wakil Sinhala menuntut pemerintah, agar Srilanka menjadi 24 distrik sedangkan wakil Tamil menuntut otonomi.
Pemerintah Srilanka mendapat desakan dari pemrintah India dan internasional untuk segera menyelesaikan masalah politik dalam negeri. Pemerintah presiden JR Jayewerdane agar India membantu bahan makanan dan persenjataan kepada pasukan Srilanka. Pada 29 juli 1987 ditandatangani  perjanjian perdamaian antar kedua pemerintah untuk mengakhiri gerakan sparatis Tamil. Masyarakat Sinhala memprotes perundingan tersebut karena hanya menguntungkan kelompok minoritas, dan apabila berhasil di bentuk Negara Tamil maka akan muncul bahaya bahaya bagi Sinhala yaitu serangan Tamil yang di bantu Tamil Nadu. Kaum separatis Tamil juga menolak penyerahan senjata sesuai perjanjian tersebut, kaum separatis mengajukan persyaratan untuk penyerahan senjata, apabila India telah menarik semua pasukan Srilanka dari semenanjung Jaffna. India sanggup memberi jaminan perdamaian dan segera menarik mundur tentara Srilanka dukungan India, dan meminta tentara PBB untuk menggantikan pasukan India. Presiden JR Jayewerdane bersama menteri Gemini Dissanayake menyampaikan pernyataan”No Tamil Will Bealive In Ceylon”, jika India menyerang Srilanka, untuk sementara Srilanka tenang.
Dalam pemilu India 1989 konggres kalah, kekalahan di pihak Rajiv Ghandi di sebabkan karena beberapa faktor diantaranya isu korupsi. Ekonomi yang macet dan lebih mendekati rakyat jelata, kaum hindu militant menuduh Rajiv Gandhi melindungi kaum islam dan keterlibatan India dalam masalah dalam negeri Srilanka. 25 mei 1991 Rajiv Gandhi mati terbunuh akibat pemboman di daerah Sri Perumpundur di Negara bagian Tamil. Di duga pelaku pemboman tersebut di lakukan kelompok yang mendalangi pembunuhan Rajiv Gandhi yaitu :
1.            Kelompok sikli selalu  menteror pemerintah-pemerintah India dan tetap menuntut Negara sikh merdeka.
2.            Kelompok teroris Assam(Assam Sahitia Sabha) yang menginginkan Negara Assam merdeka dengan Bama Bodoland.
3.            Pemberontakan Islam Kashmir, yang menginginkan islam di Kashmir yang di dukung oleh Pakistan.
Srilanka sejak tahun 1980-1991 menjadi arena perjuangan mempertahankan suatu proses politik demokrasi melawan kesetiaan ethnis. Srilanka sebagai  pecahan kesatuan indi, sesudah merdeka mengulang masalah ethnis Tamil Sinhala. Peranan Tamil Nadu masih membayangi kematian Rijav Gandhi dan kemerdekaan di jaffna terpisah dari Srilanka masih belum menentu karena masalah etnis dan ras diskriminasi.
            Konflik etnis terus ketegangan hubungan Sri Lanka dengan India , yang selatan Tamil Nadu Negara telah digunakan sebagai basis operasi oleh gerilyawan Tamil Sri Lanka . Pada tahun 1984 , pasukan keamanan Sri Lanka digagalkan beberapa upaya untuk menyelundupkan senjata dan bala bantuan kepada para pemberontak di Selat Palk sempit yang memisahkan kedua negara . Dalam satu insiden trawl India tenggelam oleh Sri Lanka Navy , suatu tindakan yang menyebabkan pertukaran pernyataan bernada keras .
            Dalam upaya untuk memperbaiki hubungan , Gandhi mengundang Jayewardene untuk mengunjungi New Delhi untuk melakukan pembicaraan akhir tahun . Pada bulan Februari menteri keamanan nasional Sri Lanka , Lalith Athulathmudali , pergi ke India untuk membahas masalah etnis . Pada bulan yang sama Gandhi secara terbuka menolak seruan untuk intervensi militer India di Sri Lanka , dan pada bulan Maret menteri luar negeri India mengunjungi Sri Lanka dan India menegaskan kembali komitmennya terhadap "kesatuan , kedaulatan , dan integritas " pulau . Namun, patroli Sri Lanka di Selat Palk adalah iritasi ke India . Selain itu, konflik di Sri Lanka menyebabkan masalah pengungsi untuk Tamil Nadu , antara bulan Juli 1983 dan Februari 1985 setidaknya 40.000 orang Tamil Sri Lanka telah melarikan diri ke India .
            Pada bulan Juni , Jayewardene pergi ke New Delhi untuk melakukan pembicaraan dengan Gandhi yang menyebabkan negosiasi Bhutan antara pemerintah Sri Lanka dan separatis Tamil pada bulan Juli dan Agustus . Setelah pembicaraan terputus , India dideportasi beberapa pemimpin Sri Lanka Tamil dan menangkap peserta dalam kampanye pembangkangan sipil massal untuk memprotes deportasi



DAFTAR RUJUKAN
Soepratignyo. 1995. Sejarah Negara-negara Asia Selatan abad X-XX Masehi. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.
Su’ud, A. 2006. Asia Selatan. Semarang: UN Press.
Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Thohir, A. 2006. Islam Di Asia Selatan. Bandung: Humaniora.
Wolpert, Stanley. 2001. Mahatma Gandhi: Sang Penakluk Kekerasan Hidupnya dan Ajarannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Supriyadi,Y.2006. Disintegrasi India. Yogyakarta: Kalika.
Grolier. 2003. Negara Dan Bangsa Jilid 3. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi.
(Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005 . © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.)












Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.