KEBENARAN SEJARAH, SUBYEKTIVITAS DAN OBYEKTIVITAS SEJARAH
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Berbicara
tentang sejarah, tidak bisa lepas dari pembicaraan tentang fakta. Fakta
merupakan unsur utama dalam penulisan sejarah. Sejarah tidak mungkin bisa di
ungkap tanpa ada dan terungkapnya fakta. Fakta ialah sesuatu yang benar-benar
terjadi. Fakta inilah yang membedakan sejarah dengan karya sastra yang
kepenulisannya bersifat fiktif.
Melalui akal
sehatkita sering mengatakan si X salah, si Y benar dan si Z abu-abu atau belum
jelas. Perlu di garis bawahi bahwa setiap penelitian atau penulisan sejarah
selalu di mulai dari peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Sebagaimana yang kita tahu bawha masa lampau, merupakan masa yang telah lewat
dan tidak bisa kita saksikan secara langsung.
Oleh karena itu
kami akan membahas “Subjektifitas dan
Objektifitas dalam Sejarah” untuk mengetahui metode yang tepatuntuk
mengungkap sejarah.
B.Rumusan
Masalah
1. Apa
itu sejarah?
2. Apa
arti subjektivitas dalam sejarah?
3. Apaarti
objektivitas dalam sejarah?
C.Tujuan
Makalah
1. Memahami
sejarah.
2. Memahami
dan mengerti makna subjektivitas dalam sejarah.
3. Memahami
dan mengerti makna objektivitas dalam sejarah.
A.
Pengertian Sejarah
Kata sejarah
(History) yang kita gunakan pada sekarang bersumber daripada perkataan Arah
yaitu Syajaratun yang berarti pohon.
Dari sisi lain, istilah history
merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa Yunani yakni Histories yang
memberikan arti atau bermakna suatu penyelidikanataupun pengkajian. Menurut
“Bapak Sejarah” Herodotus, Sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan suatu
perputaran jatuh bangunya seseorang
tokoh, masyarakat, dan peradapan.
Mengikut
definisi yang diberikan oleh Aristotelle, bahwa sejarah merupakan satu sistem
yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi.
Pada masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa
masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
Menurut R. G.
Collingwood, Sejarah ialah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang
telah dilakukan oleh manusia pada masa lampau. Shefer juga berpendapat bahwa
sejarah adalah peristiwa yang telah lalu dan benar-benar terjadi. Sementara
itu, Drs. Sidi Gazalba mencoba menggambarkan sejarah sebagai masa lalu manusia
dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap meliputi urusan fakta
tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kefahaman
tentang apa yang berlaku. Sebagai usaha
susulan dalam memahami sejarah.
Sejarah dalam
arti lain di gunakan untuk mengetahui masa lampau berdasarkan fakta-fakta dan
bukti-bukti yang sahih dan berguna bagi manusia dalam memperkaya pengetahuan
agar kehidupan sekarang dan yang akan datang lebih cerah. Dengan demikian akan
timbul sikap waspada dalam diri semua kelompok masyarakat
karena telah mempelajari sejarah, hal ini dapat membentuk sikap terhadap
permasalahan yang di hadapi agar peristiwa-peristiwa yang berlaku di masa
lampau dapat di jadikan pengajaran yang berguna.
B.Subjektifitas
Dalam Sejarah
Kadang-kadang benda reruntuhan, perkamen, mata uang
tertinggal dari masa lampau. Di luar itu fakta-fakta sejarah di peroleh dari
kesaksian dan itu merupakan fakta arti (facts of meaning). Fakta-fakta semacam
itu tidak dapat dilihat, dirasa, dikecap, didengar atau dicium baunya. Dapat
dikatakan bahwa fakta-fakta itu merupakan lambang atau wakil dari sesuatu yang
pernah ada, tetapi fakta-fakta itu tidak dapat memiliki kenyataan
subjektif sendiri. Fakta-fakta itu hanya
terdapat di dalam pemikiran pengamat atau sejrawan inilah yang di namakan
subjektif.
Terdapat suatu
prasangka kasar terhadap pengetahuan subjektif
sebagai sesuatu yang lebih rendah dari pada pengetahuan objektif sebagian besar karna kata subjektif telah memperoleh kata khayalan atau di
dasarkan pada pertimbangan pribadi.
C.
Objektifitas Dalam Sejarah
Objektifitas
mengacu pada aspek epistimologi ilmu
sejarah itu sendiri. Standart keilmiahan sebuah disiplin ilmu, secara umum
biasanya di ukur dari cara kerja dan mengacu pada metode-metode baku sehingga
hasil kerja ilmiahnya di nilai sebagai suatu yang objektif.
Di dalam di
siplin ilmu sejarah memiliki kaedah-kaedah metode penelitian tersendiri
sehingga di katakan sebagai ilmu yang objektif.
Leopold Van Rankle bahwa sejarah itu harus di kaji “seperti apa yang
sebenarnya iaterjadi” memberikan gambaran awal keobjektivitasan di siplin ilmu
sejarah itu sendiri. J. B. Burry mengatakan “sejarah itu sains, ia memiliki
metode sendiri, tak lebih tak kurang”, pendapat ini kembali mempertegas bahwa
ilmu sejarah bisa objektif karena metode
sendiri. Karena memiliki metode sendiri, maka pola kerja dalam sebuah
penelitian serta penulisan bisa di anggap sama di kalangan sejarawan di seluruh
dunia.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian makalah
ini dapat di simpulkan bahwa subjektifitas dan objektifitas dalam sejarah
merupakan faktor yang penting dalam penelitian sejarah. Perbedaan sudut pandang
para sejarawan merupakan hal yang biasa karena mereka mempunyai pemikiran yang
berbeda. Pemikiran seperti inilah yang di katakan subjektif sedangkan objektif lebih di dasarkan pada fakta yang ada dan
bukti otentik.
Saran
Untuk
menghasilkan karya sejarah di perlukan adanya suatu kesadaran di kalangan
sejarawan mereka harus menjadikan objektifitas dasar pemikiran subjektifitas
agar tidak terjadi kesalahan dan pembodohan sejarah. Bagi calon sejarawan
pembahasan dalam makalah ini bisa dijadikan pengetahuan dasar untuk mengetahui
subjektifitas dan objektifitas dalam sejarah.
KEBENARAN SEJARAH, SUBYEKTIVITAS DAN OBYEKTIVITAS SEJARAH
Reviewed by bigger
on
April 01, 2014
Rating: 5