Sejarah Asia Timur, DINASTI TANG: MASA KEPEMIMPINAN TANG TAIZONG PADA MASA DINASTI TANG 599-649 SM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinasti Tang merupakan bagian dari sejarah China klasik. Dinasti Tang memerintah selama 289 tahun (618-907). Pendiri dinasti Tang yaitu Li Yuan yang merupakan keluarga dari Zhuan Xu seorang kaisar yang merupakan salah satu nenek moyang bangsa China. Pendiri agama Tao yang bergelar Laozi, bernama Li Er juga merupakan nenek moyang keluarganya (Yusin Hendri W, 2014: 130).
Salah satu anaknya bernama Li Shimin yang mewarisi tahtanya. Li Shimin menempatkan Dinasti Tang pada puncak kejayaannya dan bergelar Tang Taizong. Berbagai upaya Tang Taizong lakukan untuk mencapai kejayaan tersebut. Oleh karena itu makalah ini berjudul “Dinasti Tang: Masa Kepemimpinan Tang Taizong Pada Masa Dinasti Tang 599-649 SM”. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan Tang Taizong mewujudkan kejayaan pada Dinasti Tang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan Tang-Taizong sebelum menjadi raja Dinasti Tang?
2. Bagaimana Tang-Taizong menjalankan pemerintahan Dinasti Tang?
3. Bagaimana akhir pemerintahan Tang-Taizong?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kehidupan Tang-Taizong Sebelum Menjadi Raja Dinasti Tang
Gambar 1.1 peta wilayah pengaruh Dinasti Tang.
Sumber: wikipedia, 2014.
Permaisuri dari kaisar Li Yuan bermarga Dou atau permaisuri Dou melahirkan empat putera. Putera pertama adalah putera Mahkota Li Jiancheng, kedua raja bangsawan Qin Li Shimin, ketiga Li Xuanba (meninggal pada usia muda), keempat raja bangsawan Qi Li Yuanji. Li Jiancheng dan Li Shimin merupakan saudara yang dibesarkan bersama-sama membantu ayahnya dalam mendukung Kaisar Sui memperebutkan kekuasaan. Pada masa itu mereka bisa bekerjasama dengan baik dan mempunyai rasa solidaritas yang sangat kuat. Namun, setelah menyadari bahwa kelak jika usaha ayah mereka berhasil hanya ada satu orang yang akan menjadi ahli waris. Karena hal tersebut mereka mulai berfikir tentang diri masing-masing. Menurut peraturan adat Li Jiancheng yang berhak menjadi ahli waris karena merupakan putra sulung (Yusin Hendri W, 2014: 134-135).
Ketika Li Shimin berusia empat tahun ia bertemu seorang yang pandai kanxiang (ramal). Li Shimin pada usia 20 tahun akan menjadi pemimpin rakyat yang menyelamatkan negara. kecerdasan Li Shimin terlihat karena ia ramah, sopan, tekun bekerja, berani, tegas, selalu tenanga menghadapi masalah. Ketika berumur belasan tahun ia menguasai ilmu perang dan mengatur taktik strategi pertempuran (Yusin Hendri W, 2014: 138-139).
Selama ini dalam perjuangan dan usaha merebutkan kekuasaan, usaha membantu mempersatukan negara jasa Li Shimin lebih besar. Li Shimin bukan saja menghasilkan kemenangan yang tak tertandingkan, tetapi juga telah “menggembleng” dan menghimpun sebuah pasukan (sipil dan militer) yang hebat dan tak mengenal kekalahan. Melihat kemampuan Li Shimin, Li Yuan berpikir haruskah ia mengganti kedudukan putera mahkota. Namun, Li Yuan belajar dari penyebab kehancuran kerajaan Sui sehingga ia berfikir ulang untuk melawan adat (Yusin Hendri W, 2014: 135-136).
Pada 626 Li Jiancheng mengambil keputusan untuk melucuti senjata militer pasukan Li Shimin. Langkah pertamanya melucuti senjata pasukan yang paling setia yaitu, Fang Xuanling dan Du Ruhui. Kemudian membujuk ayahnya (Li Yuan) untuk mengambil keputusan mengerahkan pasukan (menghalang serangan bangsa Tujue: menggunakan Jenderal Weichi dan Qin Shubao) dan menetapkan adiknya (Li Yuanji) sebagai panglima perang. Tujuan sebenarnya mereka berusaha untuk mengosongkan kekuatan pasukan Li Shimin, sehingga bisa dengan mudah mengahncurka pasukan mengankap dan membunuhnya (Yusin Hendri W, 2014: 136).
Namun, rencana tersebut ketahuan oleh Li Shimin sehingga keadaan menjadi darurat dan mencekam. Oleh karena itu pada tanggal 3 bulan ke 6, Li Shimin menulis surat laporan darurat kepada kaisar untuk menggugat tindakan putera mahkota Li Jiancheng dan Li Yuanji. Kemudian kaisar mengadakan rapat darurat bagi semua jenderal dan komnadan aparat menanggapi surat laporan tersebut. Keeosakan harinya Li Jiancheng dan Li Yuanji memasuki istana utama (Taijigong), mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan hendak kabur ke istana timur (Donggong). Namun, langkah mereka terhenti Li Jiancheng mati terkena anak panah Li Shimin dan Li Yuanji terkena anak panah jenderal Weichi Jingde. Li Yuan terkejut namun itu adalah kenyataan yang harus dihadapinya. Tiga hari kemudian ia mengangkat Li Shimin sebagai putera mahkota. (Yusin Hendri W, 2014: 137).
2.2 Masa Pemerintahan Dinasti Tang-Taizong 599-649 SM
Gambar 2.1 Wilayah Dinasti Tang
Sumber: Wikipedia, 2014.
Kaisar tang taizong naik takhta pada tahun 627, dan mengubah tema pemerintahan menjadi zhenghuan (627-649). Kaisar tang taizong mengangkat banyak orang pandai untuk melayani pemerintahannya, delapan belas orang cendekiawan dari pemerintahan sipil, dan delapan belas komandan militer daerah. Merupakan kumpulan orang yang berbakat (Menglhong Feng & Yang Yungqhin, 2006: 5).
Masa awal kepemimpinan Li Shimin atau Tang Taizong menggambarkan pemerintahan ideal, ini berkat usaha dirinya sebagai penguasa untuk mempengaruhi catatan sejarah, dan pada gilirannya mempengaruhi kaum sejarahwan dan Confucian. Tang Taizong pada saat baru berkuasa mengatakan bahwa penguasa bergantung pada negara dan negara bergantung kepada rakyat. Menindas rakyat untuk membuat mereka patuh pada penguasa itu sama saja memotong daging sendiri untuk mengisi perutnya sendiri. Perut terisi tetapi tubuh terluka. Deklarasi ini membawa dia pada popularitas. Di tahun 627, Tang Taizong mengambil nama masa pemerintahannya sebagai Zhenguan. Di kalangan sejarahwan dianggap sebagai pemerintahan yang baik masa Zhenguan. Model kepemimpinan ini yang menginspirasi penguasa berikutnya seperti masa pemerintahan Kubilai, masa pemerintahan Qianlong dan bahkan Tokugawa Ieuyasu.
Prestasi terbaik dari tang taizong adalah selama dua puluh tahun dinasti tang mengubah angka yi (satu) menjadi san (tiga). Hal tersebut terjadi dalam daftar kehidupan yang dipegang para dewa (Johan Japardi, 2008: 242). Dinasti tang dianggap masa keemasan dalam sejarah china, masa dimana china menjadi negara yang terbesar, dan terkuat di dunia. Puncak kejayaan dinasti tang merujuk pada masa kekuasaan tang taizong, dan xuangzhong. Selama masa pemerintahannya, china menganut sistem politik etisdan berkembang pesat disemua aspek termasuk perdagangan, sosial budaya dan kesenian. Kaisar tang taizong dari dinasti tang mengangkat orang yang berbudi luhur dan ahli untuk menduduki jabatan-jabatan penting, dan dapat menerima saran serta kritikan dari orang yang mengangkat mereka. Pada masa pemerintahan taizong terdapat perbedaan dengan pemimpin pada umumnya, taizong menaikkan pangkat orang yang menentangnya, karena kerendahan hatinya (Rahmat, 2014).
Pada masa kekuasaan Taizong hubungan antara timur dan barat makin terbuka dan Chang-an, ibu kota Dinasti Tang menjadi kota terbesar dan termegah pada jamannya. Salah satu prestasi terkenal pada masa kini adalah perjalanan Bhikshu Xuanzang (kembali ke Chang-an pada tahun 645) untuk mengambil kitab suci Tripitaka di India, dimana perjalanan ini mengandung semangat penjelajahan yang baru menghinggapi bangsa barat sekitar 600 tahun kemudian. Rute perjalanannya mirip dengan rute Marcopolo, sehingga Xuanzang terkadang disebut sebagai Marcopolonya Tiongkok. Setelah ayahnya turun tahta, Li Shi Min yang bergelar tang taizong memerintah pada tahun 599-649 masehi. Dengan kecerdasannya dalam bidang politik yang mengkombinasikan kekuatan militer dan diplomasi, serta memecah belah suku-suku di sekitarnya, ia menjadikan tiongkok negara terkuat di asia utara. Ia sepenuhnya menghancurkan kekuatan turki timur, dan berhasil menguasai daerah ordos serta Mongolia dalam (Rahmat, 2014).
Semasa pemerintahannya, para pejabat istana harus bekerja siang dan malam secara bergiliran untuk menangani tugas-tugas yang masih terbengkalai. Kaisar sendiri menempelkan dokumen-dokumen penting pada dinding kamar tidurnya agar dapat membacanya saat malam hari. Karena memerhatikan kemakmuran rakyatnya. Taizong membatasi prosyek-proyek raksasa yang menguras perbendaharaan negara, mengurangi pajak, serta meringankan kewajiban bagi rakyat. Pendekatan humasnistik ini dilakukan dinasti tang melebihi dinasti hang. Taizong merupakan seorang yang bersikap paktis dalam politik, konfusianisme ia jadikan sebagai landasan pemerintahannya, akan tetapi juga menghormati Budhisme, daoisme. Karena menyadari manfaat konfusianisme mencetak pejabat-pejabat yang handal, taizong menyediakan beasiswa bagi mereka yang berhak belejar di akademi konfusianisme negara. Sistem ujian negara diperbaikinya sebagai penjunjung tinggi konfusianisme, kaisar melakukan penghormatan kepada nenek moyangnya, di makam leluhurnya (Rahmat, 2014).
Tang Taizong adalah kaisar ke 2 dinasti Tang, dia lahir dengan nama Li Shimin di istana Qingshan di Wugong yang hari ini bernama Provinsi Shaanxi. Li Shimin adalah anak ke 2 dari Li Yuan yang merupakan seorang jenderal besar pada masa Dinasti Sui. Dia mempunyai seorang saudara yang bernama Li Jaincheng sebagai kakaknya yang juga putra mahkota. Pada bulan Mei 617 Li Shimin ikut bersama ayahnya Li Yuan dan kakaknya Li Jiancheng melakukan pemberontakan di Taiyuan. Pada bulan November berhasil menguasai Chang’an dan pada tahun yang sama Li Yuan memproklamirkan dirinya sebagai kaisar dan mendirikan Dinasti Tang, menjadikan Chang’an sebagai ibu kota dan menjadi Kaisar dengan gelar Gaozu dari Dinasti Tang (City, 2007:63).
Dilihat dari silsilah keluarganya berdasarkan data pada abad 3, Li Shimin merupakan keturunan dari Li Gao. Li Gao merupakan pendiri negara kecil Liang Barat (Western Liang) (400-421) dan memerintah sebagai raja Wuzhao (400-417) jika benar ini berarti ada hubungan kekeluargaan dengan Li Guang seorang Jenderal yang terkenal selama awal awal pemerintahan Dinasti Han. Namun ada perbedaan pendapat mengenai asal usul Li Shimin atau Clan Li sendiri. Seorang sejarawan yang bernama Chen Yinque berpendapat bahwa Clan Li berasal dari Sino-Turkish, karena pada waktu itu banyak yang menggunakan Clan tersebut. Namun dikatakan juga pada saat Li Yuan masih hidup, Clan Li berhubungan baik dan cukup prestis untuk menikah dengan beberapa keluarga yang pemimpin Zhou utara dan dinasti Sui (Chen, 2010:14).
Dinasti Tang pada era Li Shimin menerapkan 3 departemen dan 6 kementrian. Di pusat pemerintahan terdapat Sekertariat Kekaisaran, Kanselir (Kasim) Kekaisaran dan Departemen Urusan negara, dengan pimpinan masing-masing yang membentuk lembaga pengambilan keputusan pusat. Sekertariat Kekaisaran dengan Kanselir Kekaisaran bertanggung jawab dalam konsep dan pengulasan terhadap doktrin negara. Sedangkan Departemen Urusan Negara bertanggung jawab terhadap 6 mentri, termasuk Kementrian Pegawai Negeri, Kementrian Pencatatan, Kementrian Adat, Kementrian Urusan Militer, Kementrian Hukum dan Kementrian Pekerja Umum (City, 2007:63-64).
Penerapan sistim 3 departemen dan 6 mentri ini fungsinya adalah sebagai implementasi dari kebijakan yang dikeluarkan lembaga pengambilan keputusan pusat. Dari sinilah awal modifikasi sistem 3 provinsi dan 6 mentri yang sering dimodifikasi sebagai perkembangan suasana politik dan perubahan kondisi sosial. Zhenguan pada masa Kaisar Taizong merupakan awal lahirnya sejarah yang terkenal yakni “Administrasi Zhenguan”. Kaisar Taizong adalah talenta terbaik dan penuh visi, yang hidup sesaat setelah runtuhnya Dinasti Sui, dia sangat terkesan sekali terhadap rakyat yang menolak untuk mentolelir pemerintahan yang keras dan berani bangkit dalam revolusi dan pemberontakan. Dalam rezimnya Taizong memberikan perhatian lebih dalam pelajaran sejarah dan menekankan pentingnya pemerintahan yang baik.
Dalam pemerintahannya ini juga dikenal sebagai masa keemasan ajaran confusius. Dimana para pegawai direkrut dengan ujian negara, banyak lulusan dairi ujian ini menjadi pegawai di berbagai departemen dan kementrian yang ada di Dinasti Tang. Sehingga kualitas pegawai yang ada pada waktu itu menunjang Tang Taizong dalam menjalankan pemerintahannya. (Andrew, 2000:25)
2.3 Akhir Pemerintahan Tang-Taizong
Akan tetapi pada akhir masa kepemerintahannya tang taizong mengalami pembelokan pendirian. Setelah tahu 630 taizong menjadi semakin sombong dan boros, urusan negar mulai diabaikan dengan mengadakan kegiatan pemburuan yang lama serta menghambur-hamburkan uang negara. Bertentangan dengan sarat penasehatnya taizong mulai membangun proyek-proyek yang menghabiskan perbendaharaan negara, seperti istana megah yang dihancurkan kembali (Rahmat, 2014).
Dipertengahan tahun 630, Tang Taizong mengerahkan kekuatan untuk konsolidasi dan perluasan kekaisaran di perbatasan. Tang Taizong mulai percaya diri dan membangun berbagai mega proyek dan menghamburkan biaya dan tenaga kerja. Jika dimasa awal pemerintahannya, Tang Taizong jarang mengadakan berburu formal seperti yang sering dilakukan oleh ayahnya dan saudaranya, Li Yuanji. Dimasa pertengahan kepemimpinannya, Taizong, semakin sering berburu. Secara tidak langsung aktivitasnya itu menjauhkan dia dari pemerintahan.
Ketidakpuasan para pejabat terhadap kepemimpinan Tang Taizong adalah meninggalkan prinsip awal kepemimpinannya. Dua dekade terakhir kepemimpinannya diwarnai dengan perselisihan dengan pejabat. Di tahun 637, Ma Chou mengeluhkan tentang naiknya beban labour services dan tentang bagaimana Taizong mulai bersikap tidak acuh kepada rakyat. Ma memberikan nasehat agar Taizong kembali kepada kebijakan awalnya. Di tahun berikutnya Wei Zheng (580-643) juga mengeluhkan perubahan gaya administrasi kaisar sejak 627, dan meningkatnya arogansi, kepuasan diri dan pemborosan uang negara. Taizong mulai merasa puas dan aman dan merumuskan kebijakan sendiri tanpa mengindahkan pendapat para pejabat. Dia mulai gusar dengan kritik dan mengintimidasi siapa saja yang tidak sepakat dengan dirinya (Dada, 2012).
Kebudayaan dan kesenian dinasti Tang makin berkibar pada masa kaisar berikutnya yang bergelar Xuanzong (712 – 756), dimana ia juga merupakan seorang seniman. Salah satu prestasi besarnya adalah pembuatan patung lembu yang terbuat dari besi tuang, dimana patung tersebut ditemukan kembali pada tahun 1989 sejumlah empat buah (Tong, 2010).
Hasil karya tersebut menunjukkan betapa majunya Tiongkok di dalam seni pengolahan dan pengecoran logam. Ilmuwan terkenal pada masa Xuanzong adalah Yixing (683 – 727), yang sekaligus merupakan seorang Bhikshu Buddha. Ia adalah orang pertama yang menghitung panjangnya garis bujur bumi dan penemu sebuah alat yang khusus dipergunakan untuk mengukur panjang lingkaran garis bujur. Yixing juga merupakan penterjemah beberapa kitab-kitab suci Buddhis dari Bahasa Sansekerta ke Bahasa Mandarin (antara lain Kitab Mahavairocana Sutra) sehingga memperkaya kesusasteraan Tiongkok.
Selama periode berikutnya, Tiongkok kembali mengalami perpecahan dan kekacauan. Lima dinasti secara berturut-turut berkuasa di utara (Liang Akhir, Tang Akhir, Jin Akhir, Han Akhir, dan Zhou Akhir), sementara itu di selatan terdapat sepuluh kerajaan. Oleh karenanya periode sejarah ini dinamakan Wu Dai Shi Guo (Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan). Pada akhirnya Kekaisaran Taizong runtuh dikarenakan berbagai hal. Salah satunya adalah kegagalan invasi mereka ke semenanjung Korea. Tepatnya kerajaan Goguryeo di utara semenanjung Korea yang berpusatkan di Pyongyang. Berkali-kali ekspedisi militernya gagal baik kerena faktor alam ketika musim dingin menghabat pergerakan dan menghabiskan Logistik perang sehingga harus kembali untuk melanjutkan ekspedisi mereka. (Chen, 2010:44)
Sebagai Dinasti besar dinasti Tang mengalami perkembangan pada ilmu dan kebudayaan diantaranya,
a. Kaisar Tang Taizong mengagumi Guru Besar pelukis Yan Liben yang melukis “Kaisar dan Raja Sepanjang Sejarah”
b. Seni pahat dari tanah liat: Leshan Dafo (Patung Budha Raksasa Leshan)
c. 3000 patung tanah di dalam Gua Batu Dun’huang
d. Tangsancai: ornamen keramik berbentuk kuda atau lainnya berbentuk triwana.
e. Ilmuan Song Yihang: menggunkana ilmu fujutu untuk menghitung jarak dari garis meredian dengan tepat pertama di dunia.
f. Ilmuan Sun Shimiao menulis buku kedokteran: seribu resep peting dan berharga (lepra dan kusta).
g. Sejarahwan Linghu Defen & Shangguan Yi digunakan sebagai referensi dalam menulis sejarah China. Itulah bukti kejayaan Dinasti Tang pada masa jayanya (Yusin Hendri W, 2014: 163-165).
Daftar Pustaka
Buku
Feng, Menglhong & Yungqhin, Yang. 2006. Kumpulan Kisah Klasik Dinasti Ming, Berkumpulnya Kembali Naga, Dan Harimau. Jakarta: Gramedia.
Hendri, Yusin. W. 2014. Sang Naga Dari Timur: Sejarah China Dari Masa Dinasti Awal hingga Perang Kemerdekaan China. Jakarta: Gramedia.
Japardi, Johan. 2008. Mitos Dan Legenda China: Kumpulan Kisah Fantastis Dan Rahasia Dibaliknya. Jakarta: Gramedia.
Rahmat, A. 2014. Dinasti Shui, (online) (Sjerahmnm.blogspot.com/2013/12/dinasti-shui.html?=1), di kases 22 september 2014.
E-Book
Andrew, A. M. & Rapp, J. A. 2000. Autocracy And China Rebel Founding Emperors: Comparing Chairman Mao And Ming Taizu. Boston: Rowman & Little Field. (Online).